Rudi B. Rosidi penulis pertama kali berbagi:
JANGAN PERNAH MELANGGAR SUMPAH
Menyimak tulisan Kang Emil dan komentar yang ada, saya melihat ada perbedaan yang signifikan antara Fenomena Ridwan Kamil (RK) dan Joko Widodo (JW) dari sudut pandang apresiasi masyarakat khususnya dalam hal mempertahankan kepemimpinan di daerah.
Kita tahu bahwa banyak sekali masyarakat yang menyukai Jokowi membiarkan bahkan mendukung Jokowi untuk meninggalkan Solo untuk ke Jakarta dan meninggalkan Jakarta untuk ke Indonesia.
Sikap ini amat berbeda dengan masyarakat yang menyukai Kang Emil khususnya warga Bandung. Mereka malah sebaliknya, sebagian besar tidak menginginkan Kang Emil melepas jabatan sebagai wali kota Bandung untuk menuju Jakarta 2017 atau Indonesia 2019. Mereka masih memandang bahwa Bandung masih sangat membutuhkan seorang Ridwan Kamil. Dan saya sependapat dengan mereka.
Saya pernah menulis bahwa membangun kebaikan dalam kehidupan dalam konteks kepemimpinan tak mesti diukur dari luasnya area atau banyaknya orang yang dipimpin. Namun yang terpenting adalah seberapa tinggi kualitas kepemimpinan yang diembannya. Lagi pula seorang yang sukses memimpin sebuah kota belum tentu akan sukses pula memimpin sebuah provinsi atau negara. Atau sebaliknya, seorang yang sukses memimpin sebuah negara belum tentu sukses pula memimpin sebuah kota. Kita bisa cermati analogi orang-orang yang sukses memimpin perusahaan tapi gagal membangun rumah tangga.
Maka, saya berharap semoga Kang Emil tidak tergoda oleh jabatan gubernur dan presiden. Tuntaskan amanah membangun Kota Bandung. Jangan melanggar sumpah jabatan, terkecuali seluruh masyarakat Bandung dan 107 juta masyarakat Indonesia tanda tangan buat mendukung Anda untuk memimpin lebih tinggi.
Melayani bukan untuk tujuan pribadi, namun karena kita dibutuhkan oleh masyarakat. Jangan sampai mempopulerkan diri dengan kebohongan dan melanggar aturan
Menyimak tulisan Kang Emil dan komentar yang ada, saya melihat ada perbedaan yang signifikan antara Fenomena Ridwan Kamil (RK) dan Joko Widodo (JW) dari sudut pandang apresiasi masyarakat khususnya dalam hal mempertahankan kepemimpinan di daerah.
Kita tahu bahwa banyak sekali masyarakat yang menyukai Jokowi membiarkan bahkan mendukung Jokowi untuk meninggalkan Solo untuk ke Jakarta dan meninggalkan Jakarta untuk ke Indonesia.
Sikap ini amat berbeda dengan masyarakat yang menyukai Kang Emil khususnya warga Bandung. Mereka malah sebaliknya, sebagian besar tidak menginginkan Kang Emil melepas jabatan sebagai wali kota Bandung untuk menuju Jakarta 2017 atau Indonesia 2019. Mereka masih memandang bahwa Bandung masih sangat membutuhkan seorang Ridwan Kamil. Dan saya sependapat dengan mereka.
Saya pernah menulis bahwa membangun kebaikan dalam kehidupan dalam konteks kepemimpinan tak mesti diukur dari luasnya area atau banyaknya orang yang dipimpin. Namun yang terpenting adalah seberapa tinggi kualitas kepemimpinan yang diembannya. Lagi pula seorang yang sukses memimpin sebuah kota belum tentu akan sukses pula memimpin sebuah provinsi atau negara. Atau sebaliknya, seorang yang sukses memimpin sebuah negara belum tentu sukses pula memimpin sebuah kota. Kita bisa cermati analogi orang-orang yang sukses memimpin perusahaan tapi gagal membangun rumah tangga.
Maka, saya berharap semoga Kang Emil tidak tergoda oleh jabatan gubernur dan presiden. Tuntaskan amanah membangun Kota Bandung. Jangan melanggar sumpah jabatan, terkecuali seluruh masyarakat Bandung dan 107 juta masyarakat Indonesia tanda tangan buat mendukung Anda untuk memimpin lebih tinggi.
Melayani bukan untuk tujuan pribadi, namun karena kita dibutuhkan oleh masyarakat. Jangan sampai mempopulerkan diri dengan kebohongan dan melanggar aturan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar